IHSG

IHSG Diprediksi Lanjut Menguat Didukung Sentimen Positif Pasar Selasa

IHSG Diprediksi Lanjut Menguat Didukung Sentimen Positif Pasar Selasa
IHSG Diprediksi Lanjut Menguat Didukung Sentimen Positif Pasar Selasa

JAKARTA - Optimisme kembali menyelimuti pergerakan pasar saham domestik menjelang perdagangan Selasa. 

Indeks Harga Saham Gabungan dinilai masih memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi, seiring kombinasi sentimen domestik dan global yang relatif kondusif.

Kondisi tersebut tercermin dari kinerja IHSG pada penutupan perdagangan sebelumnya. Setelah sempat mengalami tekanan, indeks kembali menunjukkan daya tahan dengan mencatatkan penguatan yang menandai pulihnya minat beli investor.

Dengan berbagai katalis yang masih bekerja, pelaku pasar kini mencermati peluang lanjutan penguatan IHSG serta saham-saham yang berpotensi memberikan imbal hasil jangka pendek.

Rebound Indeks Jadi Sinyal Awal Penguatan

Pada perdagangan Senin, 22 Desember 2025, IHSG berhasil ditutup menguat setelah mengalami fase konsolidasi. Indeks naik 0,42% dan berakhir di level 8.645,84, menandai kembalinya sentimen positif di pasar.

Penguatan tersebut terutama ditopang oleh kinerja sektor energi. Saham-saham di sektor ini kembali diminati investor dan menjadi kontributor utama terhadap laju kenaikan indeks.

Rebound IHSG ini juga mencerminkan respons pasar terhadap kondisi fundamental domestik yang dinilai cukup solid. Data ekonomi yang dirilis memberikan sinyal bahwa likuiditas di dalam negeri masih terjaga.

Situasi ini menjadi landasan awal bagi proyeksi bahwa IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan berikutnya, selama tidak ada sentimen negatif mendadak.

Respons Pasar terhadap Katalis Domestik dan Global

Analis Teknikal BRI Danareksa Sekuritas Reza Diofanda menilai penguatan IHSG merupakan cerminan respons pasar terhadap katalis domestik yang cukup kuat. Salah satu faktor utama adalah rilis data pertumbuhan uang beredar.

“IHSG hari ini ditutup rebound dan menguat 0,42% ke level 8.645,84 dengan sektor energi menjadi penopang utama penguatan. Pergerakan positif ini mencerminkan respons pasar terhadap rilis data M2 yang tumbuh tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir,” ujar Reza.

Dari sisi global, sentimen pasar juga memperoleh dukungan tambahan. Lonjakan harga emas yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa menjadi salah satu faktor penguat psikologis investor.

“Harga emas yang kembali mencetak all time high turut memperkuat sentimen pasar, seiring meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global,” imbuh Reza.

Kombinasi katalis domestik dan global tersebut membuat pelaku pasar menilai risiko pasar relatif lebih terkontrol, sehingga membuka ruang bagi penguatan lanjutan IHSG.

Prospek Teknis Masih dalam Fase Bullish

Dari sudut pandang teknikal, Reza menilai tren pergerakan IHSG masih berada dalam fase bullish. Selama indeks mampu bertahan di area tertentu, potensi kenaikan masih terbuka lebar.

“Secara teknikal, tren IHSG masih berada dalam fase bullish dan berpotensi melanjutkan penguatan. Level resistance terdekat berada di 8.656, sementara support penting berada di area 8.600,” jelasnya.

Menurutnya, selama IHSG mampu bertahan di atas area support tersebut, tekanan jual dinilai masih dapat diredam. Hal ini menjadi sinyal positif bagi investor jangka pendek maupun menengah.

Untuk perdagangan Selasa, 23 Desember 2025, Reza memproyeksikan IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan. Target resistance dan support dinilai tetap relevan dengan kondisi pasar saat ini.

“IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan target resistance di 8.656 dan support di 8.600, dengan pasar mencermati rilis data Durable Goods Orders dan GDP Growth Rate Amerika Serikat,” katanya.

Data ekonomi dari Amerika Serikat tersebut diperkirakan akan menjadi perhatian utama investor global dan berpotensi memengaruhi pergerakan pasar keuangan.

Rekomendasi Saham dan Strategi Investor

Seiring peluang penguatan indeks, Reza juga merekomendasikan sejumlah saham untuk strategi trading jangka pendek. Saham-saham tersebut dinilai memiliki potensi teknikal yang menarik.

Untuk saham ANTM, area beli disarankan berada di kisaran Rp3.140 hingga Rp3.180. Target resistance berada di area Rp3.270 sampai Rp3.350, dengan stop loss di bawah Rp3.100.

Sementara itu, saham NCKL direkomendasikan dengan area buy di Rp1.040 hingga Rp1.060. Target resistance berada di Rp1.100 sampai Rp1.130, dan stop loss disarankan di bawah Rp1.000.

Adapun saham BUMI memiliki area beli di rentang Rp375 hingga Rp385. Target resistance berada di kisaran Rp405 sampai Rp422, dengan stop loss di bawah Rp368.

Di sisi lain, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai optimisme pasar juga didorong oleh meredanya tekanan inflasi global. Kondisi ini meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat.

“Sentimen cooling down inflation membuat optimisme investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun depan semakin meningkat,” ujar Nafan.

Dari sisi domestik, Nafan menilai langkah-langkah pemerintah di penghujung 2025 cukup strategis. Upaya tersebut dinilai mampu menopang pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Penguatan fundamental dan tata kelola, termasuk transformasi kelembagaan BUMN dan reformasi regulasi, menjadi persiapan menuju target pertumbuhan ekonomi 5,4% pada 2026,” katanya.

Secara teknikal, Nafan memproyeksikan IHSG bergerak dengan area support di 8.600 dan 8.553. Sementara itu, area resistance berada di 8.666 dan 8.706.

Ia menyarankan investor menerapkan strategi yang disiplin. Pendekatan akumulasi pada saham-saham berprospek solid, buy on dip, serta manajemen risiko yang ketat dinilai menjadi kunci dalam menghadapi dinamika pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index